Sunday, November 8, 2020

Quarter Life Crisis

Hello balik lagi sama saya Artis Papan Atas yang sampe sekarang belum jadi artis. Udah lama banget ga nulis. Dan sekarang lagi galau, keinget lagi buat nulis. Maaf ya blog, kamu selalu ku nomor duakan. Mau cerita dikit. Mungkin bisa dibilang curhat kali ya. Blog ini dibuat memang sebagai tempat curhat whehe.

Pernahkah kalian merasa bingung, gatau harus ngapain. Yes, itu yang saya rasakan sekarang. Lulus kuliah ini banyak banget pikiran - pikiran yang menghantui. Jadi, saya sudah ujian skripsi pada  bulan Agustus lalu dan sudah dinyakan yudisum tanggal 25 September. Kurang wisuda aja, ya anggap saja sudah lulus. Pikiran saya semenjak lulus sidang, dipenuhi dengan pertanyaan "udah lulus, aku mau ngapain ya." Pokoknya pertanyaan itu yang selalu muncul, entah lagi rebahan, makan, mandi, boker. Bah, selalu menghantui pikiran saya.

Saya mencari sebenarnya apa yang sedang saya alami. Dan ketemulah dengan "Quarter Life Crisis". Suatu keadaan yang dialami oleh seseorang usia 20-30 tahun-an, yang mempertanyakan tujuan hidupnya. Dan sepertinya memang benar, ini yang saya alami, Quarter Life Crisis atau QLC. Jadi saya tu bingung frenss, huhu. Menentukan pilihan yang akan saya ambil untuk hidup saya kedepan. Apa yang saya inginkan. Apa passion saya. Dan lain sebagainya. 

quarter life crisis
Photo by Nick Fewings on Unsplash

Terlebih lagi sudah berumur, sudah lulus kuliah, pasti tujuannya ke kerja dan menghasilkan uang. Iyak, itu si yang bikin stress. Masalahnya, yang jadi pertanyaan adalah saya kerja sebagai apa, yang sesuai dengan apa yang saya sukai, atau sesuai dengan passion yang saya miliki. Dan ini masih menjadi teka - teki dalam hidup saya. Ku merasa belum menemukan passion yang saya miliki atau mungkin ga punya passion (?). Trus saya mikir, sebenarnya saya kuliah 4 tahun ini ngapain aja. kenapa ga dipersiapkan dari dulu. Ya begini ni, kalau kuliah kebiasaan nitip presensi. 

Sometimes, saya merasa pengen balik lagi aja ke zona nyaman. Pengen kuliah lagi. Mempersiapkan semuanya di awal, memperbaiki semuanya lagi. Dan kadang juga kepikiran begini, kenapa aku kuliah ya. Kayak wasting time aja gitu. Kenapa ga dari dulu melakukan apa yang saya sukai, mendalami itu, bekerja dibidang itu. Toh, UKT juga mahal. Udah mahal, trus buang waktu gitu lo. Ada juga kepikiran, kenapa sistem pendidikan kita itu seperti ini. Mayoritas kan kita dididik dulu sampe kuliah, baru cari kerja setelah lulus kuliah. Dimana usia lulus kuliah S1 rata - rata usia 20an. Seperti saya dan mayoritas teman - teman lulus di usia 22 tahun. Kan sudah termasuk "tua" ga si. Trus baru dituntut untuk mencari pekerjaan. Mikirku, kenapa ga dari dulu aja kita dididik untuk bekerja pada usia dibawah 20 tahun. Biar ga terlalu tua untuk memulai. Mikirku gitu si. Ya ini pikiran - pikiran negatif si. Yang seakan - akan menyalahkan keadaan. Padahal ya salah saya sendiri. 

Apalagi saat pandemi ini, saya dirumah sudah sejak Maret, sudah 8 bulan. Stuck dirumah. Di zona nyaman. Dan lama - lama merasa menjadi beban buat keluarga. Orangtuaku gabilang begitu sebenarnya, ga menuntut ini itu. Tapi, ya saya sadar diri, ngerasa aja jadi beban Udah tua, anak pertama, sudah lulus kuliah. Ya pikiranku kerja dan cari duit gitu, yang setidaknya meringankan pengeluaran orang tua. Minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari saya sendiri. Syukur - syukur bisa memnuhi kebutuhan untuk adik - adik saya. Dan tiap kali buka media sosial, selalu melihat teman - teman saya yang beberapa sudah bekerja. Terlebih lagi kalo buka LinkedIn, jadi tahu si A, si B sudah bekerja disana, ditempat itu. Sementara saya masih belum bekerja, masih rebahan dirumah. Dan itu semakin membuat saya insecure. Maka dari itu, saya mengurangi membuka media sosial, agar tidak melihat story teman - teman, yang pada akhirnya membuat saya semakin insecure -,-. 

Sekarang pun saya masih bingung. Mau ngelamar pekerjaan ini itu, tapi kok saya merasa ada yang kurang gitu dalam diri saya. Setelah sidang pada bulan Agustus lalu, udah banyak sebenarnya pekerjaan yang saya lamar, namun hanya coba - coba. Kayak gaada yang bener - bener sreg. Dan sempat sudah beberapa kali dapat undangan wawancara, dan gagal pada tahap itu. Walaupun sudah wawancara pun, saya sebenarya kurang sreg dengan pekerjaan itu, dan motivasiku melamar sebenarnya adalah uang. Dengan mengesampingkan apa yang saya sukai atau passion saya. Bodoamat lah, yang penting dapat pekerjaan dulu, dapat uang dulu. Mikirku gitu. Tapi gagal. Apa mbak, mas, bapak dan ibu HRD-nya tahu ya pas di wawancara, saya kurang niat -,-.

Lagi dan lagi ke passion. Mungkin saya akan tidak keberatan melakukan sesuatu kalo ini sesuai dengan passion saya. Mungkin. Dan lagi lagi saya masih mencari ini. Untuk mencari tahu apa passion yang saya miliki, saya ikut pelatihan ini itu. Namun, saat mendalami sesuatu, rasa malas dan bosan selalu menghampiri. Dan saya mikir, ini sebenarnya emang saya ga passion disini apa emang aku aja yang males. Duh, bingung. Karepmu piye si, Nes :(.

Sampe detik ini pun saya masih mencari. Mencari apa yang saya sukai, apa yang menjadi kelebihan saya, apa yang dibutuhkan oleh banyak orang. Sehingga nantinya bisa mengambil keputusan akan bekerja untuk apa, akan dibayar untuk apa. Sampe saya ikut pelatihan personal branding juga. Dan ini sedikit demi sedikit membuka mataku si, untuk melihat dari sisi yang lain. Dari yang awalnya saya hanya berfikir akan kekurangan yang saya miliki, sekarang mencoba untuk memikirkan kelebihan yang saya miliki. Mencoba untuk selalu berfikir positif, dan memikirkan kelebihan yang saya miliki. Semakin mikir, saya semakin "agak" kagum dengan diri saya. Saya bisa kok melakukan apa yang orang lain tidak bisa, saya bisa melakukan ini itu yang mereka tidak bisa. Pikiran - pikiran itu si yang membangitkanku lagi, cielah. Dan semoga mulai detik ini, perjalanan mencari passion ini berjalan dengan mulus. Duh, makin sedih dan bingung kalo terus - terusan mikir beginian, huhu.  

Masih banyak uneg - uneg yang ingin saya tulis, tapi ya segini aja dulu. Kalian pernah ga mengalami hal ini dan apa yang kalian lakukan? Siapa tahu bisa jadi motivasi untuk saya hehe. Sekian, Agnes pamit!

Monday, March 23, 2020

Hal yang bisa dilakukan saat #dirumahaja

Sekarang ini dunia sedang terkena musibah terkait adanya penyebaran penyakit COVID-19 atau coronavirus disease 2019. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Kita ketahui bahwa virus ini pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember tahun lalu. Penyebaran virus ini sangat cepat. Dulu, saya pesimis kalo virus ini bisa masuk ke Indonesia, bahkan orang - orang yang berpengaruh dalam pemerintahan juga mengatakan kalau Indonesia akan bebas dari corona.Namun, apa yang kita lihat sekarang ? Virus ini bisa masuk Indonesia, dan menyebar dengan sangat cepat. Per 22 Maret 2020, jumlah korban yang terkena koronavirus berjumlah 514. Dan korban yang meninggal berjumlah 48. Ini angka yang cukup tinggi.

Jujur, saya sangat sedih akan hal ini. Andai sebelum ada korban, Indonesia sudah menerapkan beberapa pencegahan terhadap virus ini. Misal mengedukasi utuk selalu menjaga kebersihan, edukasi untuk mencuci tangan dengan benar, menyediakan cuci tangan/hand sanitizer di tempat umum, menyemprot tempat keramaian dengan disinfektan, dan lain sebagainya. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Tapi ya gimana lagi, udah kejadian, huhu :'(. Sekarang pemerintah gencar melakukan cara untuk meminimalisir penyebaran virus ini. Salah satunya dengan social distancing. Pemerintah menghimbau masyarakat untuk belajar, bekerja hingga ibadah di rumah masing - masing. Yah, intinya adalah pembatasan mandiri untuk masing - masing pihak. Hingga muncul tagar #dirumahaja dari para influencer. Menurut saya ini memang langkah yang tepat untuk meminimalisir jumlah korban baru.

Mungkin sebagian dari kalian bosen gitu ya kalau harus dirumah terus. Yang biasanya sering keluar, dan sekarang diharuskan untuk tetap dirumah demi kebaikan bersama, pasti tidak akan terbiasa. Kalau saya mah sudah biasa, kan aku anak rumahan, anak kosan, yang sukanya rebahan. Whehe.. 

Sumber gambar
So, saya ada beberapa list kegiatan yang bisa ku lakukan selama mengkarantina diri dirumah. Kalian juga bisa mencoba hal ini. Baiklah, check this out!

1. Perbaiki hubungan dengan Tuhan

Widiw, kali ini religius. Dengan adanya musibah ini, baiknya kita mendekatkan diri pada Allah. Allah yang memberikan penyakit, Allah pula yang akan mengangkat penyakit itu. Yang biasanya sholat tidak tepat waktu karena urusan pekerjaan di kantor, bisa diperbaiki dengan mencoba sholat on time mumpung dirumah. Yang biasanya tidak sempat sholat Dhuha karena urusan pekerjaan atau gara - gara buru - buru kuliah, bisa lah ya diperbaiki. Mencoba istiqomah kembali. Yang biasanya tidak bisa bangun sholat tahajud karena sering begadang ngurus tugas kuliah, atau lainnya, ini saatnya kita memperbaiki hal ini. Oke, semangat !!!

2. Bersih - bersih

Kegiatan bersih - bersih ini sepele memang dan termasuk kebutuhan utama yang harusnya dilakukan setiap hari. Ya gimana mau beraktifitas, kalau lingkungan kita kotor. Tapi, saya sendiri termasuk orang yang moody-an. Kadang disiplin, kadang rajin bersih - bersih, kadang bodoamat. Karena sekarang sudah jarang keluar, mengisolasi diri di kos, kuliah pun libur, saya jadi punya lebih banyak waktu. Dan seketika tersadar, bahwa kos saya amat sangat seperti kapal pecah. Pokoknya messy bet. Daripada gabut, maka saya memantapkan diri untuk beres - beres kamar biar enak dipandang. So, selama karantina, kalian bisa coba ini. Lihat deh rumah kalian atau kos kalian, apa yang kotor dibersihin, yang kurang rapi diberesin. Tetap produktif, semangat!

3. Berkarya

Sebuah cara untuk mengembangkan diri, melatih otak agar tetap bekerja. Kita bisa berkarya sesuai hobi atau passion kita masing - masing. Yang biasanya menulis, lebih rajinlah menulis, tingkatkan kualitas tulisan kita dengan terus berlatih. Yang suka nge-vlog or bikin video di Youtube, rajin - rajinlah bikin video, belajar lebih dalam tentang editing, memberikan nuansa baru di video kita, dan rajin upload setiap hari, biar menyamai keluarga gledek, hiya. Yang suka melukis, tingkatkan kualitas melukis kita, mumpung lagi banyak waktu. Yang hobinya masak, bisa tuh ber-eksperimen mencoba masakan baru, yang belum pernah dicoba sebelumnya. Dan masih banyak lagi contoh yang lain. Kalau saya biasanya nyanyi + main gitar, sambil direkam. Ya walaupun tidak di upload di yutub yak, karena suara saya tidak mendukung -,-.

3. Quality-time bersama keluarga

Bersyukurlah kita yang masih punya keluarga utuh. Jangan sia - siakan mereka. Sekarang ini, mumpung banyak waktu, nikmati hari bersama keluarga. Yang biasanya kita sekolah dan orangtua bekerja, dengan adanya isolasi ini, kita bisa berkumpul. Makan bersama, ngobrol, nonton TV, minum teh bersama di pagi hari. Bukankah ini menyenangkan ?

5. Maraton film/drama

Ini ni yang sering saya lakukan. Sambil rebahan di kos, nonton drama korea, film, nge yutub, dan lain sebagainya. Siapin stock film atau drama yang ingin kalian tonton. Siapkan indomie, dan selamat menonton, whehe.

6. Istirahat yang cukup

Yang biasanya sibuk, sampe jam tidur berantakan. Ini saat yang tepat untuk memperbaiki kualitas tidur kita. Dengan istirahat yang cukup, akan meningkatkan sistem imun kita, sehingga Insha Allah kebal dari virus.

6. Selesaikan skripsi, nes!

Ini ni beban banget, huhu. Kenapa yak mager banget ngerjain skripsi. Buat kalian mahasiswa akhir yang sedang berjuang mengerjakan skripsi, tetap semangat, mari kita selesaikan pertarungan ini dengan baik. Mari kita kalahkan malas dalam jiwa ini. Mau cepet lulus kan ? Mau membuat orang tua kita tersenyum melihat anaknya lulus kan ? Tidak ingin membuat orangtua kecewa kan ? (ngomong sama diri sendiri). Baik, mari kita mantapkan niat, semester ini selesai, Aamin.Fighting!!!

--------

Itulah teman - teman beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi kegabutan saat dirumah. Tetap jaga kesehatan, jaga imun kita, tahan dulu jika ingin hura - hura di keramaian. Berdoalah semoga badai cepat berlalu. Mari kita bantu pemerintah, bantu tenaga medis, dengan cara #dirumahaja. Dengan #dirumah aja, perlahan akan memutus rantai persebaran virus corona. Bismillah. Semangat untuk mereka para tenaga medis yang ada di garis terdepan. Semoga tetap diberi kesehatan. Aamiin.
Artis pamit!

Friday, March 13, 2020

Kebebasan

"Kita bebas melakukan apa saja, namun kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain"
kebebasan berpendapat, kebebasan pers, kebebasan manusia, kebebasan positif, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan yang sesungguhnya
sumber gambar

Kalimat tersebut adalah nasihat dari Bapak saya yang selalu saya ingat dan berusaha saya terapkan dalam kehidupan. Kita ini tidak hidup sendiri, segala sesuatu yang kita lakukan, entah sedikit atau banyak, pasti akan berdampak kepada orang lain. Jika yang kita lakukan baik, maka akan berdampak positif bagi orang lain. Begitu juga sebaliknya, jika yang kita lakukan buruk, maka akan berdampak negatif dan juga merugikan bagi orang lain. 

Kadang saya suka kesel, sama orang - orang yang kurang paham hal seperti ini. Mereka kadang seenaknya sendiri, tanpa disadari sebenarnya mengganggu bahkan merugikan orang lain. Kasih contoh aja ya. Contoh pertama adalah merokok. Teruntuk kaum perokok, iya saya tahu kalian punya hak untuk merokok. Kalian bebas merokok dimanapun kapanpun. Tapi ya diperhatikan, kebebasan kalian dibatasi oleh kebebasan orang lain. Paham kan maksudnya ? Misal kalian mau ngerokok di warung makan pinggir jalan, katakanlah warung lalapan. Lihatlah sekeliling, bukan hanya anda sendiri yang makan disitu. Lihatlah ada ibu - ibu yang sedang menggendong anaknya yang masih bayi, ada juga mbak - mbak yang lagi ngobrol santai, dan orang - orang lainnya. Tapi, dengan seenaknya saja kalian menyalakan api, dan menyulut rokok anda, serta dengan santainya meniupkan asap semau anda. 

Anda punya hak untuk merokok, namun anda juga perlu tahu, kalau orang lain juga punya hak untuk menghirup oksigen yang bebas asap rokok. Hal yang paling sederhana untuk dilakukan, mungkin anda bisa izin dulu ke orang - orang sekitar anda. Izin untuk merokok. Kalian tidak tahu kan, apakah orang - orang tersebut punya penyakit tertentu, yang memiliki pantangan terhadap asap rokok. Misalnya ada orang punya penyakit asma, trus anda merokok, asma orang tersebut kambuh gara - gara asap anda. Apakah anda mau tanggung jawab? Ha ? Jadi emosi saya. Sabar nes sabar.... Kalo memang mau merokok ya di smoking room gitu kan ga masalah. Silahkan berbagi asap dengan orang - orang yang suka merokok. Silahkan hirup sendiri asapnya, jangan dibagikan ke orang lain yang gasuka rokok..

Ini bahas rokok saja panjang bet astaga. Kita ini hidup bersama, saling bergantung satu sama lain. Harusnya saling menghargai hak masing - masing. Ada banyak contoh prinsip kebebasan yang harusnya diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh lain adalah saat kita dengan teman - teman kita berada di gazebo kampus. Kita sedang ngerumpi lah ya, karena gabut. Dan sekeliling kita hening, diam, ada yang belajar, ada yang nugas, dan sebagainya. Kita kalo ramean gini kan, biasanya emang omongan ga ke kontrol, nada bicara juga tinggi. Iya, sebenarnya kita emang bebas kok. Kita mau ngerumpi, mau ketawa ketiwi dimanapun, kita bebas. Lha wong kita di kampus punya hak yang sama, pada bayar UKT juga kan. Tapi balik lagi ke prinsip kebebasan tadi. Lihat situasi dan kondisi dulu. Iya kita mau ketawa kenceng sampe 7 oktaf pun ga masalah, tapi sekeliling kita yang belajar, ngerjain tugas, juga butuh kebebasan untuk belajar dengan tenang tanpa mengganggu konsentrasi belajarnya. 

Masih banyak hal yang sebenarnya bisa dijadikan contoh. Jika kita tarik ke skala yang luas, prinsip kebebasan ini, dampaknya bukan hanya ke manusia. Namun juga segala sesuatu yang ada di bumi ini, misalnya lingkungan, tumbuhan, hewan, dan lainnya. Oke, kasih contoh lagi. Kita ambil contoh terkait dengan masalah sampah. Sampah yang menumpuk di sembarang tempat ini bermula dari kebebasan orang - orang yang tidak memikirkan kebebasan yang lain. Iya, mereka bebas berbuat apa saja di negaranya sendiri, ya kan? Mereka sebagai warga negara Indonesia yang sah, dan bayar pajak pula. Bebas melakukan apa saja yang mereka mau. Namun, balik lagi. Sebelum bertindak, hendaknya difikir dahulu, apa dampak yang ditimbulkan setelah melakukan hal tersebut. Membuang sampah secara sembarangan, akan menimbulkan banyak sekali dampak negatif. Entah bagi manusia, atau makhluk lain di bumi. Sampah bisa menyebabkan banjir, yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Ada lagi kasus, banyaknya sampah di laut menyebabkan kematian makhluk lain yang hidup di dalamnya Ada loh, paus mati dengan 40 kg sampah di perutnya. Miris bukan. Hewan juga memiliki hak hidup yang sama layaknya manusia. Mereka punya hak untuk hidup di lingkungan yang bersih, di air yang bersih, tanpa tercemar sampah atau yang lainnya. Namun, manusia melakukan sesuatu yang dapat merugikan makhluk lain, bahkan mengancam hidup makhluk lain.

Intinya kita sebagai manusia yang hidup di bumi ini, sebelum bertindak berfikir panjang terlebih dahulu. Jika kita melakukan ini, fikir dahulu. Baik gak ya untuk kehidupan, baik gak ya untuk lingkungan, ada dampak negatif yang ditimbulkan tidak dari apa yang kita lakukan. Pokoknya, janganlah jadi orang yang egois, yang hanya memikirkan diri sendiri. Prinsip kebebasan ini harusnya semua orang mengetahui dan paham agar bisa diterapkan dalam kehidupan. Agar kehidupan masyarakat tetap damai, tanpa ada konflik. Namun, kebanyakan orang masih belum peduli akan hal ini. Mereka masih sibuk memenuhi hak mereka, dan lupa ada hak orang lain pula yang harus terpenuhi. Udeh lah ya, daripada makin ngelantur.
Sekian, salam artis papan atas !

Monday, February 24, 2020

Alasan Seseorang Melakukan Foto Selfie

Sebuah tulisan pembuka di tahun yang baru. Sudah lama sekali fiuhh -,- . Payah sekali saya, tidak bisa menjalankan komitmen saya sendiri untuk aktif nulis lagi. Jadi, di malam yang gabut ini, saya ingin menulis kembali. Kaga gabut si sebenernya, ada skripsi yang harus segera diselesaikan, huhu. Tapi gimana yak, mager beut asli ngerjain skripsi. Dasar agnes, pengen cepet lulus, tapi gak niat. Padahal, beberapa temen seangkatan udah pada wisuda. Makin sedih ga tuh :'(((

Oke, jadi, kali ini saya membahas mengenai foto selfie. Dikarenakan beberapa kegelisahan saya mengenai people people kebanyakan yang doyan banget foto selfie. Sebenernya topik kali ini udah pernah saya tulis sebelumnya, 6 tahun lalu cuyyyyy. Judulnya Fenomena Foto Selfie (klik disini) untuk yang belum baca. Jadi, ini berawal dari kegelisahan saya kembali terkait orang yang suka foto selfie yang cuma kelihatan wajahnya doang kadang - kadang, dan deket juga sama kamera. Kan makin kelihatan tu ya, kalo yang bening, cakep kan kelihatan cakep yakk, lha yang buriq tambah kelihatan buriq, yang jerawatan makin kelihatan jerawatnya. Eh, oiya kan udeh makin maju yak, kamera sekarang pada jahat semua. Sekarang kalo foto udah bisa pake filter :((. 

Jujur yak, saya orang yang gasuka selfie macem begitu. Biasanya di galery cewek kan isinya foto selfie-nya dia, beda sama saya. Jarang banget saya foto selfie, bahkan hampir ga ada. Sampe saya mikir, ini saya yang ga normal, apa orang lain yang ga normal. Atau apakah aku bukan cewek tulen ??? O_O


Jadi, saya mengamati, menganalisis, kenapa orang - orang pada doyan foto begituan. Tapi kalo ga sesuai ya monmaap yak. Ini menurut pendangan saya pribadi. Okelah, cekidoootttt!

1. CaPer (Cari Perhatian)


Yak, alasan pertama menurut saya adalah cari perhatian alias caper. Sepertinya banyak manusia - manusia diluar sana yang berfoto selfie dengan alasan ini. Apalagi para kaum hawa diluar sana. Sebelum selfie, dandan menor, lipstick tebel, rambut harus begini, jilbab harus begitu, dan cekrekkk, kasih filter dikit, taruh di story, posting di instgaram, or whatever. Biar apa coba? Kebanyakan biar dibales/dikomen para kaum adam gini, "cantik", "unch cantiknya", "ya allah bidadari", apalagi yak, sampe gangerti lagi gue wkwk. Ya pokoknya gitu lah ya, biar dipuji, kecantikannya. Kalo yang cowok, biar dipuji kegantengannya. Ya koyok ngomong ke dunia, "WOYY GUE CANTIK", WOYY GUE GANTENG WOYY, LIHAT GUEEE WOYYYYYYYY". Caper ini juga berlaku bagi mereka yang sedang pada masa PDKT. Misal saya lagi deket sama cowok, kan belom jadian, trus saya sering upload selfie tercantik yang saya miliki, biar doi tahu gitu, kalo aku cantik, trus biar makin suka dehh. Gitu lah ya kurang lebih. 

2. Pamer

Pamer menurut saya adalah the next alasan mengapa orang orang melakukan selfie. Misal nih ye, orang - orang pasang angel yang tepat, diliatin mukanya, trus tangannya pake jam, tangan ditaruh di dagu. Fotonya post di sosmed, dan tidak lupa dengan tag pemirsahhhh. Misalnya, die lagi pake jam Rolex gitu ya, na pas di jam tangannya itu di tag IG nya Rolex. Ya gitu lah kurang lebih. Dan masih banyak lagi selain pamer jam. Mungkin, orang yang alay nya keterlaluan, pipi nya bisa di tag juga kali ya, karena mungkin dia pakai bedak merk Chanel. Jadi, mereka pamer ke orang - orang, "Eh, aku pakai barang - barang branded lo, kalian harus tahu". Ya kalo sih ada orang macam begitu, ya bodoamat -_-. Emang ada nes kayak gitu? Ada, banyak. 

Heran deh, kenapa si orang butuh pengakuan sampe segitunya, pengakuan bahwa dia mampu beli barang branded atau sebagainya. Buat apa woyy buat apaa. astaga.

3. Narsis

Kalo orang udah narsis ya mau gimana lagi. Walaupun dia gaada maksud buat pamer, atau caper. Mungkin bagi orang - orang yang memiliki jiwa narsis begini, selfie memang suatu bentuk mengekspresikan diri. Tiap detik selfie, kemanapun selfie, galery nya tiap hari minimal ada 100 selfie kali ya. Pokoknya mereka melakukan hal itu dengan ikhlas, tanpa ada beban, tanpa ada tuntutan, tanpa ada maksud tertentu gitu. Kayaknya orang - orang narsis seperti ini, pertama mbrojol ke dunia beda sama bayi - bayi yang lain. Kalo bayi pada umumnya, mbrojol sambil nangis. Kalo orang narsis mbrojol sambil 2 jarinya membentuk huruf V. Krik krik, ness ---.

4. Tuntutan


Alasan selanjutnya adalah tuntutan. Misal seorang public figure, artis, selebritis, atau siapapun yang terkenal, yang punya banyak penggemar. Foto selfie bisa digunakan sebagai live report  kesehariannya kepada para penggemar. Kan kalo kita mengidolakan seseorang, pasti selalu menantikan postingan terbaru dari idola kita. Nah, berhubung foto selfie merupakan hal yang paling mudah dilakukan, tanpa ribet, jadinya mereka foto selfie, bisa di post di story instagram. Orang - orang melakukan hal semacam ini, biar para penggemarnya gak terlalu menahan rindu terlalu lama kepadanya. Cielah.

5. Gabut

Gabut adalah salah satu alasan besar mengapa seseorang melakukan selfie. Ini juga kadag terjadi kepada saya, kadang woy kadang. Pas lagi bosen nunggu dosen, atau bosen nunggu doi yang belum ada kejelasan, wadadidaw. Nah momen seperti ini bisa mendorong seseorang melakukan selfie. Ambil selfie, post di story, tak lupa kasih tulisan "menunggu", cielah. Ya begitu kurang lebih. Tapi kalo saya emang jarang si, kalo lagi bosen nunggu lebih sering nge-game. Game Helix Jump. Level saya udah tinggi banget di game ini, sekarang udah sampe level 10.836 dan dengan best score 131.366.643. Ada yang bisa ngalahin ga, sini gue tantang!!!!!. Wah songong agnes emang. Selain Helix Jump juga main game cacing alias Worms Zone. Cupu semua emang game yang saya punya :((. 



Udah 5 poin aja yak. Sebenarnya masih ada alasan lain seseorang melakukan foto selfie. Apalagi pikiran orang beda - beda. Ga bisa di sama ratakan. Ada si A melakukan selfie karena ini. Beda sama si B yang melakukan selfie karena itu. Pikiran orang gaada yang tahu.

Jadi, kalo ada salah - salah kata mohon dimaafkan. Baiklah segini aja, udah jam 2 pagi. Sampai jumpa di tulisan Artis Papan Atas selanjutnya. Wassalam.